kebudayaan daerah suku minangkabau
Minangkabau atau Minang adalah suku bangsa di nusantara yang berbicara dan mendukung nilai-nilai tradisional Minangkabau.
Suku
Minangkabu merupakan salah satu suku terbesar dan paling terkenal di Indonesia
yang terletak di Sumatera Barat.
Kabupaten
di daerah Minangkabau meliputi sebagian Sumatera Barat, separuh daratan Riau,
bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pesisir barat Sumatera Utara, barat
daya Aceh, dan Nigeria Sembilan di Malaysia.
Orang
Minang sering disebut juga sebagai orang Padang, hal ini hanya karena Padang
adalah ibu kota provinsi Sumatera Barat.
Namun,
orang Minang biasanya menyebut suku mereka sebagai urang Crew, yang mengacu
pada orang Minang itu sendiri.
Suku
Minangkabau juga menerapkan sistem demokrasi yang baru dimulai sejak zaman
pra-Hindu dengan munculnya kepadatan adat dengan tujuan untuk mengidentifikasi
hal-hal yang penting bagi suku serta masalah hukum.
Adapun
prinsip-prinsip suku Minangkabu yang disebutkan secara singkat dalam pernyataan
Adat Basande Syarak (Adat berdasarkan hukum, hukum berdasarkan Al-Qur'an) dan
yang memiliki makna adat berdasarkan ajaran Islam.
Minangkabau
juga sangat menonjol di bidang perdagangan, terutama sebagai kalangan
profesional dan intelektual.
Orang
Minang adalah pewaris utama dan dihormati tradisi kuno kerajaan Melayu dan
Sriwijaya yang dulunya sangat menyukai perdagangan dan aktivitas yang dinamis.
Hampir
separuh dari seluruh anggota masyarakat masih berada di luar negeri.
Lihat
juga secara lebih lengkap seputar kebudayaan di Nusantara hanya di situs toriqa.com.
Agama Minangkabau
Agama
suku Minangkabau adalah Islam, dan jika ada salah satu orang Minang akan keluar
dari Islam.
Artinya,
orang tersebut juga dianggap telah meninggalkan masyarakat Minangkabau, dalam
istilah "dibuang di seluruh adat".
Adat dan budaya Minangkabau
Di
Tambo disebutkan bahwa sistem yang digunakan suku Minangkabu pertama kali
dimulai oleh dua bersaudara, Datuk Ketumangangan dan Datuk Berpate Nan
Sepatang.
Datuk
Ketumanggungan mewarisi sistem adat Koto Piliang yang aristokrat, sedangkan
Datuk Perpatih mewarisi gaya egaliter adat Bodi Caniago.
Dalam
perjalanan suku Minang diketahui bahwa kedua sistem adat tersebut serasi dan
saling melengkapi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabu.
Dalam
suku Minang terdapat tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya dan
adat istiadat suku Minang.
Ketiga
pilar tersebut adalah ulama, cerdas, dan Nenek Mamak yang juga dikenal sebagai
Tongku Tejo Sgarangan.
Ketiga
kolom tersebut saling melengkapi dan berdiri berdampingan dalam posisi
ketinggian yang sama.
Dalam
masyarakat Minangkabau yang bercirikan demokrasi dan kesetaraan, segala urusan
masyarakat dibahas melalui tiga elemen secara musyawarah.
Matrilineal
Masyarakat
Minangkabau hingga saat ini merupakan komunitas matrilineal terbesar di dunia.
Menjadi
ibu sendiri merupakan salah satu aspek utama yang mendefinisikan identitas
masyarakat Minang. Adat dan budaya masyarakat Minang menempatkan perempuan
sebagai pewaris warisan dan kekeluargaan.
Silsilah
mengacu pada ibu yang disebut Samande (se-ibu), sedangkan ayah disebut Sumando
(mertua) oleh orang Minang dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga.
Wanita
suku Minangkabau memiliki tempat khusus yang dikenal dengan nama Bondo
Kandwang.
Perempuan
berperan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan yang dibuat oleh
laki-laki di kantor seperti mamak (paman atau saudara laki-laki), serta
pemimpin (kepala marga).
Karena
pengaruhnya yang besar, perempuan dari suku Minang dilambangkan dengan limbape
roma nan gadang (tiang utama rumah).
Meskipun
kekuatan suku Minang sangat dipengaruhi oleh penguasaan aset ekonomi, laki-laki
dari keluarga perempuan tetap mempertahankan atau memegang kekuasaan yang sah
dalam masyarakatnya.
Kesenian Suku Minangkabau
Sebagai
salah satu suku bangsa yang terkenal, suku Minangkabau memiliki berbagai
atraksi dan kesenian, seperti upacara adat, tarian pernikahan, dll.
Adapun
beberapa tarian dari suku Minangkabau antara lain:
·
Tari Pasambahan.
·
Tari Piring.
·
Silek atau Silat Minangkabau.
·
Randai.
·
Salawat Dulang.
Orang Minangkabau juga terkenal dengan seni
berbicaranya. Ada tiga jenis kesenian yang bisa dituturkan, yaitu Basambahan
(pagelaran), Dinasti Indang dan Dolang.
Seni berbicara atau keakraban dengan istilah
bahasa Persilat dihadirkan dalam istilah sindiran, penggambaran, seperti
metafora, metafora, dan pepatah.